Selasa, 22 Maret 2011

Nostalgia dan Tawaran Berkarya

Bangun tidur, sebelum memulai aktivitas, sebagian diantara kita ada  yang mesti menyalakan televisi terlebih dahulu. Tawarannya pun beragam, menonton cuplikan pertandingan seperti di lensa olahraga, sport pagi, dll (kebiasaan pas SMA, terutama kelas cowo-hehe). Atau mungkin menyaksikan acara memasak dan gosip bagi kaum hawa. Bagi sebagian yang lain, waktu pagi bisa menjadi saat yang menyegarkan untuk belajar, supaya benar-benar siap kuliahnya, baca-baca, nderes (ini kebiasaan si rajin, anda termasuk? :P).

Selanjutnya, kita pun memulai ragam kesibukan. Kuliah, jalan-jalan, dan sebagainya. Beranjak siang, seolah menjadi waktu yang tepat untuk beristirahat sejenak; tidur, nge-game, sekiranya menjadi sekian pilihan bagi yang tidak ada jadwal kuliah siang.

Ketika sore menjelang, sebelum magrib tepatnya, bagi yang aktivis kampus tentu pantang untuk langsung pulang ke kosan. Alasannyapun beragam; ngobrol-ngobrol tentang organisasi, olahraga, dan macam-macamlah kegiatan di kampus tatkala jadwal kuliah telah usai.

Menjelang malam hari, tentu menjadi hal yang istimewa bagi para pecandu tempat-tempat tongkrongan. Mulai dari warung lesehan pinggir jalan, hingga yang café dan restaurant menjadi alternatif untuk sekedar kumpul teman ataupun pacar. Selain, belajar dan tidur.

Hmmm… begitu padatnya apa yang kita lakukan selama satu hari. Detik demi detik kita jalani, dan sang waktu terus melaju membawa kita kealam sejarah. Masa lalu, kita menyebutnya begitu! Namun, pernahkah sejenak bagi kita untuk mengingat kembali apa yang telah kita alami? Oke, mungkin muncul pertanyaan, “Buat apa? Toh kita terus melangkah ke depan, jadi perjalan ke masa lalu sama halnya buang-buang waktu, donk.”

Eit, tunggu dulu kawan… Pendapat demikian tidaklah keliru, tapi alangkah lebih bijaknya kalau kita tidak buru-buru menghakimi bahwa mengingat-ingat masa lalu itu sia-sia. Terlebih dari ‘ziarah’ masa lalu kita dapat memperoleh banyak pelajaran untuk dijadikan cerminan masa depan.

Lebih-lebih kita tidak hanya bernostalgia. Mau bukti? Ya… ya… ya… coba kita sama-sama lihat foto-foto pas lagi bareng-bareng teman, atau cobalah buka-buka BT, tentu mau-ga mau kita meringis, senyum-senyum sendiri. Alangkah indahnya saat itu. Atau bagi yang punya kenangan buruk, bisa-bisa wajah berubah merah karena suasana kala itu. So, alangkah berharganya waktu-waktu yang telah kita lalui bersama dan kelewat sayang untuk dilupakan.

Nah, sampai disini muncullah inisiatif dan menjadi masukan bagi saudara-saudara Elvarmy. Mari kita berbagi cerita, ide, dan bertukar pikiran melalui tulisan sekaligus dalam rangka mengumpulkan kembali kepinngan-kepingan masa lalu. Setidaknya, upaya ini penting dilakukan dalam rangka perjuangan melawan lupa. Jadi, jangan sampai blog ini punah karena kehabisan ‘bahan bakar’ postingan.

Diantara kita, pasti banyak yang mempunya bakat-bakat terpendam untuk sekedar menuliskan sebuah karangan. Cerpen, puisi, dan ide-ide lainnya yang sesuai dengan keilmuan yang kita peroleh cukup menarik jika dishare bersama. Ga usah takut salah, karena kita semua sama-sama belajar.

Oleh sebab itu, biar tidak bertele-tele, mari ramaikan rumah dunia maya kita ini.

Salam silaturahmi ala Elvarmy


Kutupatran, 22 Maret 2011 I 00.35 

1 komentar: